Kususun bait-bait pusi
Kubacakan pada barisan pepohonan
Kuceritakan tentang suasana pagi didesaku
Setitik air lama kami nanti
Hingga kami tak mengenal lagi arti jernih dan keruh
Setitik air mata lama kami tahan
Hingga kami tak mengenal lagi arti sedih dan gembira
Diantara tetes air yang jatuh kemarin
Ku lemparkan senyum pada awanmu
Pada mata-mata yang lelah
Kulemparkan seperti ada rindu
Sepertinya aku lama menantimu
Setelah kerinduan ini terobati
Kau meninggalkan bunga mawar
Lalu berlalu, menghilang....
Membawa hujan
Membawa air mata
Kapan kau datang lagi?
Jatuhkan airmu lagi
Seperti ini....
(Makassar, 5 Juni 2010)
No comments:
Post a Comment