catatan-catatan singkat ini hanyalah hiburan belaka....hanya untuk mengisi kekosongan....hanya untuk membuktikan bahwa kita masih normal untuk memaknai kehidupan

Friday

Sejarah Bangkala

Bangkala adalah salah satu wilayah bagian barat di Kab.Jeneponto propomsi Sulawesi Selatan yang juga memiliki sejarah kerajaan yang penting untuk kita ketahui. Wilayah ini memiliki dua sungai besar yaitu di Topa dan di Allu yang mengalir dari utara timur daya ke selatan barat daya. Para penduduk setempat yang kebanyakan bercocok tanam mengambil air di singai ini untuk mengaliri sawah-sawah mereka. Berdirinya Kerajaan Bangkala di mulai dengan perkawinan antara perempuan yang digelari tumanurung dan anak penguasa dari Tanatoa bernama Karaeng Parurang. Seperti ini kisahnya:

Tumanurung adalah seorang gadis kecil yang temukan di antara rimbun bambu oleh seorang petani miskin. Petani itu kemudian membesarkannya hingga menjadi seorang gadis remaja yang berparas cantik dan diberi nama Banrimanurung. Suatu hari, ketika anak penguasa dari Tanatoa itu berburu anjing dan beristirahat di sebuah desa bernama Jannang Panaikang. Tiba-tiba dia melihat seorang gadis remaja dengan rambut yang teruarai panjang diantara rimbunnya bambu. Sang pangeran tertarik dengan kecantikan gadis itu kemudian melamarnya untuk dinikahi. Ketika kembali ke rumahnya, sang ayah, Tanatoa terkejut dengan apa yang di bawa anaknya itu. Sang ayah pun ikut jatuh cinta pada si gadis yang di bawa putranya dan ingin menikahinya juga. Tentu karaeng Parurang tidak menerima hal itu sehingga mau tidak mau harus melawan ayahnya sendiri. Perang anak-bapak pun terjadi di desa Kalimporo. Bersama istrinya tercinta, Banrimanurung, yang memiliki kekuatan magic yaitu mengarahkan semua bambu-bambu untuk melawan bala tentara Tanatoa. Sang Ayahpun kalah dan tewas bersama para prajuritnya. Mereka dibiarkan membusuk di arena pertempuran itu. Banrimanurung dan Karaeng Parurang kemudian membangun kerajaan baru yang disebut kerajaan Bangkala. Beberapa tahun setelah kawin, mereka dikaruniai seorang putra yang diberi nama I Batara Langi dan seorang putri bernama Liampayabang. Setelah anaknya lahir, Banrimanurung tiba-tiba menghilang. Kehilangannya sangat mesterius bahkan suaminya pun tidak tahu dia kemana.

Dari generasi ini, I Batara Langi menikah dengan anak gadis dari Kojaya sementara Liampiyabang menikah dengan Karaeng Tamamapa. I Batara Langi memliki 2 orang putra yaitu Massaquling, Sawempalagi dan seorang putri yaitu Golla Tau. Putri I Batara Langi ini menikah dengan putra dari Liampiyabang yaitu Palembanawa. Hasil perkawinan mereka lahirlah seorang putra bernama Latena Bangkala yang nantinya menikah dengan anak perempuan dari Karaeng Loe ri Marusuk yang bersuku bugis. Latena bangkala mempunyai seorang putra bernama Puang Kope (Karaeng Lakbua Talibannanna). Karaeng lakbua Talibannanna menika dengan putri Raja Gowa Tunipalangnga. Dari perkawinan mereka melahirkan 2 orang putra bernama Karaengta ri Bungaya dan Karaeng ri Lure. Karaengta ri Bungaya belum terdeteksi menikah dengan siapa, tapi nantinya akan mempunyai putra bernama Karaeng ri Balang yang akan menikah dengan janda dari karaeng tarowang dan melahirkan seorang putra bernama Karaeng ri Layu yang menjadi generasi terakhir.(the early history of Binamu dan Bangkala, South Sulawesi. W.Bougas)

22 comments:

  1. boleh nax dapat referensix dmana????

    ReplyDelete
    Replies
    1. Itu referensinya didapat dari tempat tinggal aku 😊

      Delete
  2. kalau boleh tau dapat dari mana ini karena saya keturunan ke7 dari karaeng labbua tali bannanna dari anaknya dato karaeng katti, add me di facebook ;karaeng labbua talibannanna atau di twitter;tette romo

    ReplyDelete
    Replies
    1. coba cek di https://www.myheritage.com/site-family-tree-223968631/andi-muhammad-sapri-pamulu?rootIndivudalID=1504087&familyTreeID=1#!profile-1504056-info
      kalau ada koreksi dengan sumbernya, mohon diinfokan kembali. terima kasih

      Delete
    2. raja pertama bangkala yaitu I PASIRI DG. NGASA

      Delete
    3. Pasere' Dg. Mangngasa, mirip namanya Moyang saya. Makamnya dekat dengan Mappasallang Dg. Mino

      Delete
    4. Makam Pasiri' Dg. Mangngasa terletak di Kampung Bangkala, sedangkan Makam Mappasallang Dg. Mino berada di Pemakaman Majarre'. Letaknya agak berjauhan dipisahkan oleh sungai Topa

      Delete
    5. Coba sebut alur turunan Kr. La'bua Talibannanna sampai di Dato'ta Karaeng Katti. Agak lucu kalau baru 7 generasi turunannya Kr. La'bua Talibannanna. Hidupnya semasa dengan raja Gowa IX Tunipallangga, sekarang saja Raja Gowa sudah 30 an mi

      Delete
  3. Replies
    1. Layu' saat ini, termasuk wilayah kekuasaan Karaeng Binamu. Turunan Bangkalanya sulit dilacak.

      Delete
  4. Raja Bangkala Terakhir yang dilantik dengan Adat Mappasallang Dg. Mino Karaeng Bangkala, dimakamkan di Jonggoa, Desa Banrimanurung Kec. Bangkala Barat kompleks pemakaman turiolo keturunan Pa'rasangeng Beru

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mappasallang Dg. Mino'adalah Salewatang di era Karaeng Bangkala Abu Dg. Tumpu. Dg. Mino menggantikan posisi raja bangkala waktu itu, karena ada konflik Belanda dengan Karaeng Bangkala. Dan sifatnya hanya sementara, sehabis Abu Dg. Tumpu kembali lagi ke Tanah Bangkala. Posisi Karaeng Bangkala dipegang kembali oleh Abu Dg. Tumpu

      Delete
    2. hanya salewatan, ini yang perlu di lurus kan,.

      Setelah Abu Daeng Tumpu,/Karaeng Tumpu /Karaeng Bangkala mau di asingkan ke T9anah Jawa Sekitar 188.. tetapi kapal yg mau membawah nya ke jawa tidak bisa bergerak akhirnya Karaeng Tumpu Karaeng Bangkala Tinggal di Gowa
      Salewatang yg mengatur pemerintahan nya yaitu Mappasallang daeng Mappa dg.Mino

      Delete
    3. Sessajaki,.. dg mino itu hanya bossku salewatan

      Delete
    4. Yg harus juga kita tau, siapa org tua dr mappa dg. Mino??

      Delete
  5. Tabe' Dalam catatan Belanda ada beberapa Karaeng Bangkala setelah Abu Karaeng Tumpu tinggalkan Bangkala
    1. Baso Daeng Patinroeng Karaeng Loloa ( Karaeng Bangkala)
    2.Ba,dolo Daeng Maleo (Karaeng Bangkala)
    3. Sanre Daeng Mangeppe ( Karaeng Bangkala)
    4. Mallobasang Karaeng Lolo (karaeng Bangkala)

    ReplyDelete
  6. Silsila garis keturunan itu memang harus di lestarika dan budaya budaya adatpun harus di pertahankan karna di zaman ini anaknya i Baco nai bacce sudah ambil bagian gelar dan tongko silanyapun suda setara keturunan raja tapi saat ini keturunan raja pun cuman diam dan membiarkannya.

    ReplyDelete
  7. Itulah gunanya silsila kerajaan untuk menanyai asal keturunannya Baco dan bacce dari mana asalnya dan kalau dia hanya ikut ikutan berarti ini pelecehan dan nilai garis keturunanmu yang kalian abadikan itu sudah sederajat dengan Baco dan bacce.

    ReplyDelete
  8. Di nasara saya dapati putra dari pa,ba, dulunya diberi gelar Karim sekarang diberi gelar daeng sewang saudaranya pun yang lain ikut begitu.demikian pula Dahlan putra dari tata sangkala dulu di panggil Dahlan sekarang punya gelar daeng nojeng di tambah lagi satu.ABDUL RAHMAN putra dari tata Sampara dulunya di panggil mamang sekarang sudah punya gelar daeng mamang dan ini sudah banyak saya dapati di daerah jeneponto.tapi kalian hanya diam taunya hanya protes garis keturunan sendiri tapi tak bisa angkat bicara dan bertindak bila garis keturunan Baco dan bacce ambil bagian dalam angambil gelar dan adat kalian tabe hanya menyimak

    ReplyDelete
  9. Tabe dulu saya pernah menyaksikan penganting dari paccelanga yang di tandu menuju tanetea tapi dalam perjalanan di cegat dan di bubarkan iring irigan penganting oleh kareng nasara bersama keponakannya Patta Hindi daeng sila mereka di bubarkan dan lari berhamburan pada saat kareng nasara beserta keonakannya mengamuk terus apakah anda juga pernah seperti itu ?

    ReplyDelete
  10. Jika menyusun silsilah, jgn menutupi silsilah orang lain. Harus terbuka jelas dan terang.

    ReplyDelete
  11. Sejak kapan Dahlan dilantik jadi Daeng Nojeng sedangkan dia anaknya tata sangkala dinasara semoga pemangku adat dibangkala menberi sangsi salam sejahtera kepada karaeng Moncong sebagi pemangkj adat diBangkala sukses selalu karaeng

    ReplyDelete