catatan-catatan singkat ini hanyalah hiburan belaka....hanya untuk mengisi kekosongan....hanya untuk membuktikan bahwa kita masih normal untuk memaknai kehidupan

Friday

Nasib Dokar

Pagi itu, Anak sekolahan ramai-ramai naik dokar setelah semua jam pelajaran selesai. Kembali aku diingatkan masa kecil. Kendaraan ini menjadi alat transportasi antar desa di kabupaten Jeneponto. Setiap pulang kampung, saat itu jalan depan rumah belum beraspal seperti sekarang ini, anak-anak sebayaku gemar jadi kenek dokar. Aku tentu tidak ketinggalan, tetangga sering mengajakku jadi kenek sekalian jalan-jalan. Meski jalannya banyak yang rusak, tapi ada pula nikmatnya, kepala goyang kiri-goyang kanan, seperti orang lagi clubbing. Tapi hati-hati, kepala bisa terbentur di tiang besi dokar.


Sekarang kendaraan ini sudah jarang ditemukan. Kalaupun ada, hanya pada pukul 7 - 11 pagi ketika pasar lagi ramai, itupun jumlahnya tidak banyak, 4 atau 6 dokar lalu lalang. Setelah itu, ojek motor mengambil alih perannya sebagai alat transportasi antar desa. Dari tahun ke tahun, sejak masyarakat Jeneponto sudah mengenal ojek, jumlah dokar pun semakin berkurang. Apalagi ojek lebih praktis dan cepat dibandingkan memakai tenaga kuda. Banyak kusir yang dulunya berprofesi penarik dokar, sekarang beralih sebagai tukang ojek. Maklum penghasilan tukang ojek lebih baik dibandingkan penarik dokar. Belum lagi perawatannya. Tukang ojek tidak terlalu ribet dalam merawat motornya, bahkan jika tidak tahu sama sekali tentang perawatan motor, mereka tinggal membawanya ke bengkel. Beda dengan penarik dokar, sepulang narik, sang kusir harus merawat kudanya. Mencari rumput, memandikan,, mengontrol kesehatan, belum lagi perawatan dokar itu sendiri yang banyak memakan biaya.

Melihat kenyataan ini, tidak menutup kemungkinan dokar akan menjadi kenang-kenangan belaka di kemudian hari dan hanya untuk kita dongengkan kepada anak cucu kita. Sangat sulit untuk melestarikannya karena erat hubungannya dengan ekonomi. Sekarang, tinggal beberapa orang yang masih bertahan sebagai kusir dokar. Entah berapa lama mereka akan bertahan untuk melestarikan alat transportasi yang notabene sebagai perintis awal dari alat transportasi di dunia moderen sekarang ini. (Arsip)

No comments:

Post a Comment