catatan-catatan singkat ini hanyalah hiburan belaka....hanya untuk mengisi kekosongan....hanya untuk membuktikan bahwa kita masih normal untuk memaknai kehidupan

Thursday

A'baung Benteng

Sekitar pukul 06.00, udara masih dingin menyengat tubuh. Kaum pria sudah berkumpul dalam agenda a'baung benteng (membangun dasar rumah). Teriakan "1-2-3" mulai memecah kebekuan pagi. dan sedikit demi sedikit pondasi rumah mulai berdiri kokoh. Kerja sama kaum tua dan kaum muda sangat terlihat disini. Kaum tua yang sudah berpengalaman mengarahkan kaum muda untuk menarik tali sesuai dengan ketentuan agar posisi rumah tidak miring nantinya. Sementara kaum perempuannya sibuk mempersiapkan hidangan ala kadarnya untuk menyambut keletihan kaum pria. Setelah semua selesai, hidangan pun sudah dinikmati satu-persatu kaum pria (tua-muda) dan kaum perempuan pulang kerumah mereka masing-masing. Tidak ada imbalan atau upah mereka dapatkan, tapi mereka merasa puas setelah ikut dalam menciptakan kebersamaan.




Alhamdulillah, hidup gotongroyong makin tumbuh kembali dalam masyarakat Indonesia. Mungkin ada orang berpendapat, khususnya kalangan yang terbelinger atau terobsesi dengan kehebatan dunia Barat, bahwa keinginan demikian adalah kemustahilan dan hanya merupakan nostalgia orang tua yang hidup dalam pikiran dan perasaan masa lampau yang sudah jauh terlewati.

Sebagian orang juga mengatakan bahwa hidup gotongroyong tidak akan membantu untuk mencapai kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menciptakan kesejahteraan makin tinggi. Telah dibuktikan bangsa lain seperti Jepang, bahwa tanpa individualisme dan liberalisme dapat dicapai kemajuan itu.

Budaya gotongroyong juga biasa dicerminkan dalam berbagai hal, khususnya pada komunitas pedesaan, seperti menanam padi, mendirikan mesjid, dan membangun saluran air sawah. Tapi semakin berkembangnya zaman, sistem pun sedikit berubah menjadi sistem upah sehingga nilai kegotongroyongan mulai pudar. Kekhawatiran kita, jika sistem ini terus berlanjut menjadi sikap individualis ala barat. Maka tentu kita tidak akan menemukan lagi pemandangan seperti diatas. a'baung benteng.

Jeneponto, 25 Mei 2010

No comments:

Post a Comment