catatan-catatan singkat ini hanyalah hiburan belaka....hanya untuk mengisi kekosongan....hanya untuk membuktikan bahwa kita masih normal untuk memaknai kehidupan

Friday

Jala Ikan....

Desa saya, selain terkenal sebagai desa penghasil garam, juga terkenal sebagai kampung nelayan karena di kelilingi oleh banyak laut dan beberapa sungai kecil dan empang. Disungai kecil dan airnya berwarna kecoklatan inilah banyak orang menghabiskan waktunya memancing atau menjala ikan. Pada musim penghujang, hampir sebagian orang kampung ramai-ramai menghabiskan waktu di sungai-sungai hanya untuk menguji keberuntungan mereka.

Banyak orang lebih senang dengan memancing karena lebih praktis, tidak merepotkan, dan nilai sosialnya lebih tinggi dibandingkan dengan menjala ikan. Orang yang sedang memancing bisa bincang-bincang apa saja sambil menunggu umpannya di berhasil menangkap ikan. Tapi, untuk persoalan hasil, jala pasti lebih banyak menangkap ikan, dan biasanya menjala ikan untuk kebutuhan, bukan kegemaran.

Di desa saya, hanya ada beberapa orang yang punya keahlian dalam menggunakan jala ikan ini...termasuk Dg.Nai (foto). Menurutnya, perlu kekuatan tangan dan keseimbangan badan karena jala itu cukup berat. Sekarang kebanyakan orang tinggal menebar jaring di laut untuk mendapatkan hasil lebih banyak lagi. Namun, sebanyak apapun ikan yang mereka dapatkan dalam sehari, kehidupan mereka tidak begitu menguntungkan karena kebijakan pemerintah dan industri tidak memberikan keleluasaan pada mereka dalam mencari hasil tangkapan. Hari ini, mungkin mereka dapat hasil yang memuaskan, tapi besok atau lusa belum tentu demikian. Langkah mereka dibatasi oleh privatisasi industri. Pengusiran kerap mereka dapatkan, hingga dituntut kepengadilan jika melewati batas privat. Misalnya saja di kawasan-kawasan wilayah pariwisata. Sehingga mereka harus melaut lebih jauh lagi dari pemukimannya yang tentunya akan mengkhawatirkan keselamatannya. Masalahnya, apakah semua nelayan punya nyali untuk melaut di laut lepas. Nyali tentu perlu dukungan pemerintah, misalnya dukungan finansial untuk membeli kapal yang lebih besar dan tahan badai serta asuransi keselamatan kerja. Tapi jangankan dukungan, lirikan pemerintah saja masih kurang. Mereka hanya dapat kunjungan jika pada saat kampanye PILKADA atau PEMILU, setelah itu mereka dimasukkan dalam agenda rapat. Nama kamunitas mereka di agendakan untuk memuaskan nama komunitas lain....siapa komunitas lain itu???? PARTAI.....

Wallahu a’lam bissawab.....

(Jeneponto, 2 Juni 10)

No comments:

Post a Comment