Ketika Kubaca wajahmu diantara langkah sunyi dan lelahnya kantuk
Imajinasimu masih berdiri tegak dilarut malam
Sehelai kata demi kata kau jatuhkan begitu indah, begitu menjiwa
Jauh dari kota yang semakin bisu, semakin busuk
Ketika Kubaca wajahmu diantara cahaya lilin-lilin dan tebing-tebing derita
Dalam kata kau berteriak memecah malam panjang, gelap dan pengap
Dengan segala pengetahuanku yang hanya seteguk
Kukenali tapak-tapak jejakmu menuju subuh, menuju cahaya.
Dan aku semakin tenggelam, semakin kehabisan waktu
Setiap kali aku baca wajahmu
Kurasakan keperihan pengetahuanku yang dangkal
Akhirnya kupasrahkan diriku bertekuk lutut dihadapanmu.
Makassar, 11 Juni 2010
No comments:
Post a Comment